26 Juni 2009

Rukun dan Sunnah Puasa

RUKUN DAN SUNNAH PUASA

Puasa memiliki rukun yang harus dijaga dan ditegakkan serta sunnah yang harus dipelihara sebaik baiknya agar puasa kita diterima oleh Allah .
Rukun puasa ada tiga yaitu : Pertama : Berniat, kedua : menjaga atau menahan diri dari makan dan minum serta dari berhubungan intim sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Secara umum kaum muslimin dapat menjaga dan memelihara diri mereka dari ketergelinciran melanggar rukun puasa ini karena memang pengertian puasa bagi mayoritas penganut Islam adalah ketiga hal tersebut. Akan tetapi jika kita memperhatikan berbagai dalil yang membahas tentang puasa, maka tentu kita akan tahu bahwasanya puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum serta berhubungan intim mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, akan tetapi yang dimaksud dengan puasa adalah mempuasakan seluruh anggota badan dari segala hal yang diharamkan Allah .
Jika Allah  menyuruh orang yang beriman pada bulan Ramadhan untuk meninggalkan segala perkara yang asalnya mubah ( boleh ) di luar bulan Ramadhan, maka meninggalkan segala perkara yang asalnya haram tentu jauh lebih utama dan wajib. Oleh karena itu setiap orang beriman harus waspada dan khawatir akan kwalitas puasa mereka, karena Rasulullah  bersabda :
رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش
Berapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga dari puasanya ( HR. Ahmad )

من لم يضع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة أن يضع طعامه وشرابه
Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalan sia-sia, maka tidak ada hajat bagi Allah terhadap ( perbuatan ) meninggalkan makan dan minumnya ( HR. Bukhari )

Jadi kewajiban orang yang berpuasa bukan hanya sekedar meninggalkan makan dan minum serta berhubungan intim dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, akan tetapi yang jauh lebih utama adalah meninggalkan segala perkara yang diharamkan Allah .
Disamping itu agar puasa lebih berberkah, maka kaum muslimin juga perlu menjaga dan melaksakan berbagai sunnah yang telah dicontohkan oleh baginda Rasul Muhammad  dalam bulan Ramadhan ini, diantaranya :
1. Makan sahur
Makan sahur adalah makan pada waktu sahur dengan niat puasa pada siang harinya. Lebih disunnahkan lagi jika seorang yang ingin berpuasa sedikit mengakhirkan makan sahurnya. Sahabat Zaid bin Tsabit berkata : "kami makan sahur bersama Nabi  kemudian mendirikan shalat ( subuh ). Anas bertanya : berapa kira-kira waktu antara adzan dan sahur ? Zaid berkata : Sekitar membaca lima puluh ayat - Al-Qur’an - ( HR. Bukhari-Muslim ).
Hikmah dibalik pensyariatan makan sahur adalah agar orang yang berpuasa lebih mudah dan kuat menahan lapar dan dahaga pada siang hari dan juga untuk membedakan antara puasa kaum muslimin dengan puasa umat-umat terdahulu.
Rasulullah  bersabda :
فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر
Perbedaan antara puasa kami dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahurnya ( HR. Muslim )
Makan sahur adalah berkah bagi kaum muslimin. Dengannya kita dapat lebih mudah menjalankan ibadah puasa, berdzikir sambil menunggu masuknya waktu subuh dan menunaikannya secara berjama’ah.
Rasulullah  bersabda :
تسحروا فإن في السحور بركة
Makan sahurlah kalian karena padanya terdapat berkah ( HR. Bukhari-Muslim )

2. Menyegerakan berbuka
Tatkala waktu berbuka telah tiba, maka hendaknya orang yang berpuasa bersegera berbuka. Rasulullah  bersabada :
لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
Manusia senantiasa berada dalam kebaikan tatkala mereka menyegerakan berbuka ( HR.Bukhari-Muslim )
Dan tentu lebih mendekati sunnah tatkala seseorang berbuka dengan kurma serta segelas air. Anas berkata : “Adalah Rasulullah  berbuka dengan kurma muda sebelum shalat, dan jika tidak ada, maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada, maka hanya dengan segelas air ( HR. Abu Daud,Tirmidzi )
Orang yang berpuasa juga sangat dianjurkan untuk berdo’a menjelang buka puasa dengan membaca :
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Haus telah hilang dan kerongkongan telah basah dan semoga pahalanya kekal di sisi Allah ( HR. Abu Daud )

3. Shalat tarawih
Shalat tarawih adalah shalat lail ( malam ) yang dikerjakan pada bulan ramadhan secara berjama’ah setelah shalat isya. Shalat tarawih sangat dianjurkan pada bulan ramadhan dan memiliki ganjaran pahala yang sangat besar. Aisyah berkata : Rasulullah  pernah suatu malam pada bulan Ramadhan keluar untuk mengerjakan shalat di masjid, lalu orang-orang mengikutinya. Keesokan harinya orang-orang membicarakan hal itu. Kemudian ( pada malam kedua ) lebih banyak orang berkumpul, lalu beliau mengerjakan shalat dan merekapun shalat bersama beliau. Pada pagi harinya orang-orang membicarakan hal tersebut hingga pada malam ketiga jama’ah masjid makin bertambah banyak. Kemudian Rasulullah keluar dan mengerjakan shalat seperti biasa. Dan pada malam ke empat masjid itu tidak lagi mampu menampung jama’ah, hingga beliau hanya keluar untuk mengerjakan shalat subuh. Setelah selesai menunaikan shalat subuh beliau menghadap orang-orang, lalu mengucapkan syahadat dan berkata : “Sesungguhnya aku tidak mengkhawatirkan posisi ( keimanan ) kalian, hanya saja aku khawatir shalat tersebut akan diwajibkan kepada kalian sehingga kalian tidak mampu mengerjakannya.” Kemudian Rasulullah  meninggal dunia dan shalat tarawih tetap saja berjalan seperti itu.”
Rasulullah  bersabda :
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang mendirikan qiyamu Ramadhan ( shalat lail ) karena iman dan mengharap ridha Allah niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu. ( HR. Bukhari-Muslim )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar